HAK DAN ADAB-ADAB SESAMA MUSLIM
“Orang-orang
beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-Hujurat: 10).
Keindahan
Islam selalu terpancarkan di dalam perjalanan kehidupan manusia, dia
tidak usang diterpa zaman dan tidak runtuh dimakan waktu. Sejarah
penciptaan manusia memberikan sebuah bukti atas keindahan tersebut,
misalnya dalam penciptaan manusia itu sendiri. Awal mula Allah hanya
menciptakan seorang manusia, yaitu Adam Alaihissalam. Dengan
ilmu-Nya Allah mengetahui bahwa segala sesuatu diciptakan
berpasa-pasangan, ada siang ada malam, ada hujan ada panas, maka jika
ada lelaki maka ada juga perempuan, dengan itu Allah ciptakan Siti Hawa Alaihassalam.
Setelah banyak dan berkembangbiaknya manusia, terpisah oleh jarak dan
terbagi-bagi dalam berbagai suku, dan berbangsa-bangsa, namun Allah
tetap mengatakan untuk selalu saling mengenal satu sama lainnya, dan
tidak untuk saling membangga-banggakan diri. Sesuai dengan apa yang
telah Allah katakan dalam Firman-Nya:
“Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S.
al-Hujarat: 13).
Dalam
pertemuan dan perkenalan manusia sesama saudaranya, seorang Muslim
percaya bahwa semua saudaranya memiliki hak-hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi dan ditunaikan. Hak-hak tersebut terciptakan di dalam
pergaulan sehari-hari melalui norma, aturan, etika, ataupun sopan
santun. Di dalam Islam, dari semua kata-kata tersebut terkombinasi
menjadi satu, itulah yang di sebut dengan adab.
Adab ini merupakan turunan dari hasil sebuah pendidikan (ta’dib) yang
dikehendaki oleh Tuhan dan Rasul-Nya. Karena dengan adab inilah sebuah
prilaku melahirkan suatu sikap sopan santun yang didasarkan atas
aturan Agama, terutama Agama Islam. Nilai-nilai Islam yang terbentuk
dalam adab terimplementasi langsung dalam pergaulan antar manusia, antar
tetangga, dan antar kaum, hingga antar bangsa. Orang-orang yang di
dalam kehidupan sehari-harinya memberikan sinyal-sinyal positif dan
religius kepada sesama saudaranya, maka orang semacam ini dikenal dengan
seseorang yang memiliki adab atau beradab.
Lalu apa
sajakah hak dan adab-adab yang harus dipenuhi oleh seorang Muslim
terhadap Muslim lainya, agar pergaulan dan persaudaran selalu harmonis
dan penuh dengan nilai-nilai ibadah kepada Allah SWT? Tentu banyak
sekali adab-adab tersebut, namun dalam bahasan ini kita coba menjelaskan
beberapa saja yang sekiranya mampu untuk kita terapkan di dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim No. 2162, setidaknya ada enam adab yang termaktub. Perhatikan arti Haditsnya:
“Hak
seorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada enam, yaitu jika kamu bertemu
berilah salam kepadanya, jika kamu diundang maka penuhilah undangannya,
jika dia meminta nasehat kepadamu maka berikanlah nasehat, jika dia
bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka balaslah dengan Yarhamukallah,
jika dia sakit maka jenguklah, dan jika dia meninggal dunia maka
antarkan jenazahnya”. (H.R. Muslim No. 2162. Dan di dalam Bulughul Maram
karya Ibnu Hajar Asqalani No. 1484, Bab Adab).
Dari hadits ini, hak dan adab-adab terhadap sesama Muslim dapat diuraikan sebagai berikut:
- Jika bertemu memberikan salam
Sebagai
seorang Muslim, saling mendo’akan satu sama lainnya adalah suatu yang
sangat dianjurkan. Do’a yang paling mudah dapat dilakukan adalah ketika
bejumpa saudaranya dengan memberikan salam dan disunnahkan untuk
berjabat tangan dengannya (bagi sesama jenis). Jika deberikan salam,
maka wajib hukumnya dijawab oleh seorang Muslim yang menerima salam
tersebut, bahkan diperintahkan dengan yang lebih baik. Hal ini
berdasarkan firman Allah SWT:
“Apabila
kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa)”. (Q.S.
An-Nisa: 86).
Kemudian mengingat begitu pentingnya saling memberikan salam antar sesama Muslim, Rasulullah anjurkan di dalam sabdanya:
“Hendaklah
yang berkendaraan mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki, yang
berjalan kaki kepada yang duduk, dan yang banyak kepada yang sedikit”.
(H.R. Bukhari No. 6232).
Saling
memberikan salam ketika berjumpa, kemudian dilanjutkan dengan saling
berjabat tangan, maka sungguh ada karunia Allah yang sangat besar di
dalamnya, yaitu Allah akan mengampuni dosa keduanya sebelum mereka
berpisah. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:
“Tidaklah
dua orang Muslim bertemu saling berjabat tangan, melainkan Allah
mengampuni keduanya sebelum mereka berpisah”. (H.R, Abu Daud No. 6212).
- Jika diundang maka penuhilah undangannya
Tidaklah
seorang Muslim mengundang saudaranya untuk suatu keperluan, kecuali ada
suatu kebaikan dari dirinya. Sebagai makhluk sosial, saling mengundang
dalam suatu acara merupakan suatu kebiasaan yang terjadi dalam lini
kehidupan. Jika diundang untuk perkara kebaikan, maka penuhilah undangan
tersebut. Salah satu nilai dari memenuhi undangan ini adalah
meningkatkan tali silaturahim atau cinta kasih dan saling menyayangi
antar sesama, kemudian membuahkan hasil berupa pembuka jalan rezeki dan
jalur dipanjangnya umur. Dalam sabdanya, Rasulullah SAW katakan:
“Barang
siapa yang menginginkan rezekinya dimudahkan dan usianya dipanjangkan,
maka hendaklah dia menyambung silaturrahim”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
- Jika dimeminta nasehat maka berikanlah nasehat
Saling
memberikan nasehat kepada sesama Muslim bukanlah tugas pokok bagi
seorang Da’i, namun siapapun itu memiliki kewajiban untuk menasehati
saudaranya jika melakukan kesalahan dan jika diminta nasehat olehnya.
Hal ini merupakan sebuah bentuk dalam menjauhkan kerugian dalam hidup
(surat al-‘Ashr). Begitu penting memberikan naesehat ini, Rasulullah SAW
tegaskan dalam sabdanya:
“Jika seseorang di antara kalian meminta nasehat kepada saudaranya, maka hendaklah dia menasehatinya”. (H.R. Bukhari).
- Jika bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka balaslah dengan Yarhamukallah
Begitu
indahnya ajaran Islam ini, di dalam perkara bersin saja diatur
sedemikian rupa hingga termuat sebuah do’a. Seperti yang disabdakan oleh
rasulullah SAW:
“Apabila
seseorang di antara kali bersin hendaklah dia mengucapkan
“Alhamdulillah”, dan hendaklah saudaranya mengucapkan kepadanya
“Yarhamukallah”, jika diuapkan kepadanya “Yarhamukallah”, hendaklah dia
membalasnya mengucapkan “Yahdikumullahu wayuslih balakum”. (H.R. Bukhari
No. 6224).
- Jika sakit maka jenguklah
Ketika seorang Muslim sakit maka jenguklah dia, karena di sana terdapat berbagai ibrah
seperti mengingatkan betapa enaknya kenikmatan sehat, jika nikmat sehat
itu ditangguhkan oleh Allah sebentar saja maka hilanglah semua kekuatan
di dalam jasad. Dalam sebuah riwayat al-Bara’ bin Azib pernah
menceritakan kepada kita bahwa dahulu mereka diperintahkan oleh
Rasulullah SAW untuk menjenguk orang yang sakit. Selain dari itu juaga
terdapat sabda Rasulullah SAW:
“Dari
Aisyah, Bahwa rasulullah menjenguk keluarganya yang sedang sakit, beliau
mengusapkan tangan kanannya sambil mengucapkan “Ya Allah, Rabb sekalian
manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah, Engkaulah penyembuh,
tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit”. (H.R. Muslim No. 2191).
- Jika meninggal dunia maka antarkan jenazahnya
0 Komentar